Minggu, 03 Januari 2010

Berhaji dan Panggilan Alloh

Apakah berhaji murni bagi mereka yang ber-uang ?
Beberapa orang mengungkapkan syarat ber haji adalah, fisik, pesak, dan manasik, maksudnya ; harus sehat, punya uang dan punya ilmunya untuk berhaji, dan titik, hanya itu tidak ada lagi.

Tapi, beberapa cerita yang saya dengar, termasuk pagi ini, menyatakan hal yang berbeda, ternyata ada orang yang tampa fisik yang menunjang bisa berhaji, ada yang tanpa pesak yang tebal dia bisa berhaji, dan ada juga yang tanpa ilmu ia berangkat berhaji. Contoh cerita dari berbagai cerita yang saya dapatkan :
1. tanpa fisik yang memadai
Seorang Ibu berusia 110 tahun baru saja pulang ber-haji kemarin, fisiknya sudah bongkok ke depan, wajar dengan usia seperti itu, ketika ditanya oleh salah seorang teman kami sekantor beliau menjawab, kurang lebih jawabannya "Alloh yang menguatkan saya, tidak ada hal yang saya lakukan kecuali mengisi hari demi hari dalam waktu luang kecuali tilawah (membaca Al-qur'an), tidak ada fikiran lain, do'a saya adalah membaca Al-qur'an, saya ga banyak minta sama Alloh untuk berhaji, baca Al-qur'an saja.
2. tanpa Pesak
banyak cerita oarng yang ber-haji karena dihajikan orang lain, termasuk guru ngaji saya almarhum Ustadz H.Undang Sumirat yang dihajikan jamaah mesjid, beliau hidup dan tidur, makan tinggal dimesjid, bahkan di akhir hayatnya beliau meninggal di mihrab mesjid, atau cerita pagi ini dimana ada penjual batagor yang bertahun2 menabung dari hasil jualan batagor yang ia simpan dibawah kasur, mampu berhaji, atau seorang hafidz qur'an yang ga mau sekolah, dan hari2nya diisi baca Al-qur'an di mesjid, mengajak orang membuka Al-qur'an dan ia medawamkan hafalan didepan orang yang ia ajak, teurs dan trus seperti itu, usianya 18 tahun dan ia sudah 7 kali berhaji, bisa ternyata orang berhaji tanpa uang tapi Alloh yang menghadirkan ia di depan ka'bah berhaji dengan caraNya.
3. Ilmu
seorang peserta beberapa hari yang lalu, mungkin minggu lalu, pulang dari ber-haji, ia tidak pernah ikutan manasik, dan memutuskan berangkat mendadak 1 minggu sebelum pemberangkatan, bisa ? bisa lah, Alloh yang mengahdirkannya di mekah, ia sengaja duduk disamping orang yang sudah sering berangkat haji, dan sepanjang perjalanan trus belajar tentang haji, ketikan menginap di hotel ia sengaja tidur satu kamar dengan karom (ketua Rombongan) yang juga sudah sering memimpin pemberangkatan haji, bisakah orang berangkat haji tanpa ada ilmunya dulu, biiiisaaa...

Sebuah kesimpulan sederhana yang dinyatakan salah satu guru kami, berhaji adalah undangan Alloh, siapa yang di undang, sederhana layaknya kita ketika mengadakan sebuah acara besar, pernikahan, hajatan, siapa yang di undang, orang yang dekat kepada kita, keluarga kita, kenalan kita, atau orang yang minta diundang, atau bahkan ada kalanya dalam hajatan ada orang yang datang karena menyertai orang yang kita undang padahal kita tidak mengenalnya, suami/istri kenalan kita misalnya, begitulah Alloh mengundang umatNya berhaji.
Keluarga Alloh, jelas jelas ada hadits yang Shahih Alloh menganggap keluarga bagi para pembaca, penjaga, penghapal, Alqur'an.
Alloh dekat dengan orang yang bertaqwa.
Dan Alloh jelas-jelas mengabulkan Hambanya yang meminta (dgn sunguh2)
yaa begitulah kira kira yang saya dapat dari tausiyah tadi pagi di mesjid ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar